Gedung Mess PKK Resmi Tempat Isoter Pasien Terpapar Covid-19

PENAJAM – Peningkatan Kasus terpaparnya Covid-19 di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus meningkat. Menurut data Satuan Tugas (satgas) Covid-19 Kabupaten PPU, setiap hari menunjukan angka signifikan serta angka meninggal dunia terpapar covid-19 juga meningkat.

Berdasarkan data Satgas Kabupaten PPU pada tanggal 31 Juli 2021 kemarin, jumlah pasien yang terpapar sebanyak 829 orang, diantaranya pasien isolasi mandiri (isoma) 792 dan pasien yang dirawat sebanyak 37 orang. Sedangkan, pasien meninggal dunia karena terpapar covid-19 sebanyak 116 pasien.

Melihat lonjakan kasus semakin meningkat, Satgas Covid-19 Kabupaten PPU telah meresmikan mess PKK menjadi tempat isolasi terpusat (isoter) bagi pasien terpapar covid-19, Minggu (01/08/2021).

Saat dijumpai, Juru Bicara (jubir) Satgas Covid-19 Kabupaten PPU Jansje Grace Makisurat, mengatakan ada tiga kategori pasien yang bisa dirawat isoter mess PKK ini yaitu seperti kiriman dari rumah sakit. Karena pasien yang dianggap bergejala ringan tapi belum boleh pulang ke rumah. Dengan alasan tidak dapat melakukan isolasi di rumah karena masih butuh pengawasan tenaga kesehatan (nakes).

Lanjut Grace juga selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten PPU, kemudian yang kedua untuk pasien dari Puskesmas, karena pasien yang terpapar covid-19 ini tidak bisa melakukan isolasi mandiri rumah dengan alasan, di rumah itu masih ada orang yang tua atau lanjut usia (lansia), banyak anak-anak, bahkan tidak ada kamar/ruangan yang tersedia dirumahnya.

“Yang ketiga, jika ada laporan dari pos pengetatan satgas covid-19 yang berada di pelabuhan mendapatkan pelaku perjalanan yang ternyata terkonfirmasi atau terpapar covid-19. Masudnya, pelaku perjalanan yang memang membawa surat antigen tapi meragukan suratnya, kemudian dibawa ke puskesmas terdekat untuk dirapid, ternyata positif harus dibawa ke sini (isoter),” terang Grace.

Grace juga mengharapkan komunikasi dari pengirim pasien dengan petugas yang ada di mess PKK harus terjalin dengan baik. Karena gedung mess PKK ini terdapat dua lantai, misalnya saja ada pasien cukup bagus keadaanya dan masih muda itu bisa di rawat di kamar lantai dua. Tapi untuk yang lanjut usia (lansia), perempuan, dan masih ada gejala untuk pasien yang tidak memungkin naik tangga bisa dirawat di kamar lantai dasar.

“Makanya, komunikasi ini sangat penting untuk pengirim pasien dan petugas isoter di mess PKK. Sehingga waktu dibawa kesini (isoter) sudah tidak ragu untuk penempatan kamarnya dimana. Karena di mess PKK ini hanya bisa menampung kurang lebih 100 pasien. Karena kamar yang tersedia ada yang bisa di isi dengan empat pasien dan ada yang untuk dua pasien saja ,” jelasnya.

Namun ungkap Grace, isoter di gedung mess PKK mengutamakan domisili bagi warga Kecamatan Penajam dan Kecamatan Waru. Karena untuk Kecamatan Babulu dan Kecamatan Sepaku terlalu jauh jarak tempuh melakukan isoter di sini. Tetapi rumah sakit di Kecamatan Sepaku dalam waktu dekat akan segera dibuka untuk di gunakan isoter pasien terpapar covid-19.

“Di Kecamatan Babulu akan dibuat juga tempat isoternya, tapi mesti di bicarakan dulu dengan pak Camat. Karena saya ada dua alternatif tempat disana, apakah Pak Camat setuju atau tidak dengan usulan saya. Karena itu nantinya akan melibatkan aparat kecamatan, Satpol PP dan TNI/Polri yang ada di sana (Babulu) ,” pungkasnya (Diskominfo/mad/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *